Dengandemikian orang lain akan merasa bahwa kita adalah teman yang bisa di andalkan. 4. Jangan Memaksa. Please, di paksa itu tidak lah enak. Jangan pernah memaksa seseorang untuk mengikuti apa yang kita mau, hal ini karena akan membuat mereka menjauhi kita. Kita akan di anggap egois, bar-bar, dan apaan sih nih orang.
Beberapa dari kita mungkin punya hidup yang menyenangkan dan bahagia. Pendidikan yang bagus, keluarga yang harmonis, finansial yang cukup, hubungan dengan Tuhan dan dengan manusia yang sangat baik, dan lain sebagainya. Semua kelebihan tersebut terkadang bisa menyesatkan kita dan membuat diri kita berpikir dengan cara yang hal baik yang terjadi di hidup kita, harusnya membuat kita menjadi lebih rendah hati. Sayangnya, sebagian orang justru menjadi jemawa dan merasa dirinya lebih baik dibanding orang lain. Hati-hati, perasaan semacam ini bisa membawa lima dampak negatif berikut ke hidup kita. 1. Kita akan jadi orang yang sombongIlustrasi orang berdebat productionKetika sering merasa diri ini lebih baik dibandingkan orang lain, pastinya rasa sombong perlahan mulai merasuk. Awalnya kita mungkin gak merasakan perasaan sombong tersebut. Tanpa sadar, cara bicara kita dan cara kita memperlakukan orang lain pun mulai merasa gak selevel dengan orang lain, kita mulai congkak dan enggan membaur. Perasaan rendah hati yang dipelihara sejak kecil pun jadi hilang entah ke mana. 2. Mudah sekali meremehkan orang lainilustrasi sahabat bertengkar SummerMeremehkan orang lain pun jadi semakin mudah kita lakukan akibat merasa diri lebih baik. Kita menganggap gak ada orang yang lebih kaya atau lebih sukses ataupun lebih pandai dibanding kita. Tolak ukur kita yang hanya bersandar pada diri sendiri, membuat kita merasa orang lain gak sebaik diri kita jadi sering menyalahkan keputusan orang lain, menganggap sepele masalah yang mereka punya, dan lain sebagainya. Sudah jelas, ini akan membuat kita semakin dijauhi dan gak disukai orang lain. Baca Juga 5 Tips Menghadapi Anak yang Memiliki Sifat Sombong, Catat Caranya! 3. Cenderung mengotak-kotakkan orang lain Ilustrasi orang berdebat studioBerdasarkan kelasnya, kita mulai mengotak-kotakkan orang lain. Kita merasa si A ada di kelas yang setara dengan kita, si B berada jauh di bawah kita, dan seterusnya. Kemudian kita pun mulai mencari-cari alasan untuk menjauhi orang-orang tertentu yang dianggap gak ini akan membuat relasi kita berkurang. Bahkan bukan gak mungkin kita jadi menyeleksi orang-orang yang sebenarnya tulus menyayangi dan memperhatikan Menganggap sepele masalah yang dialami orang lainilustrasi pasangan bertengkar ProductionsBerikutnya, kita juga akan mudah menyepelekan masalah yang dialami orang lain. Kita merasa lebih hebat dan lebih tangguh karena pernah punya masalah yang lebih berat. Parahnya lagi, ini membuat kita kehilangan empati terhadap orang cara orang tersebut dalam menyelesaikan masalahnya, bisa dengan mudahnya kita hakimi. Seolah kitalah yang paling benar dalam mengambil Selalu membandingkan diri dengan siapa punIlustrasi wanita mengobrol AnHanya agar kita merasa lebih baik, kita terus membandingkan diri dengan siapa pun. Mereka yang lebih sukses, kita anggap gak punya hubungan seharmonis keluarga kita. Sementara mereka yang kelihatan lebih good looking, kita menghakiminya dengan menganggap mereka kurang cerdas. Serta masih banyak contoh pun yang dialami oleh orang lain, kita merasa diri inilah yang paling sempurna. Hingga pada akhirnya kita lupa untuk memperbaiki diri dan berusaha untuk terus menjadi sosok yang lebih baik bukan berarti kita harus menjadikan diri kita sebagai yang paling baik. Ada kalanya, kita juga perlu mengakui kelebihan orang lain demi membuat diri kita lebih termotivasi. Setuju, kan? Baca Juga 5 Risiko Berteman Dekat dengan Seseorang yang Punya Sifat Sombong IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
PadaHari I tidak terjadi masalah apapun. Namun di hari II lilin penerangan tertiup angin dan mati. Merasa Lebih Baik Dari Orang Lain Total Views: 666 Share : Facebook Twitter Google+ Page 1 of 3 | 1 2 3 > andyk02 - 18/07/2010 11:56 PM #1 [-jangan masuk-] Merasa Lebih Baik Dari Orang Lain. Suatu ketika 4 orang pertapa sepakat pantang
Cara memandang orang lain untuk menghindari perasaan sombong, ujub, dan merasa lebih baik. Ingat ! Ini cara memandang orang lain, bukan pandangan bagaimana seharusnya orang lain memandang kita, termuat di Kitab Syarh Rotibul Haddad; فاعتقادك في نفسك أنك خير من غيرك جهل محض ، بل ينبغي أن لا تنظر إلى أحد إلا ترى أنه خير منك وأن الفضل له على نفسك Keyakinanmu terhadap dirimu sendiri bahwa kamu lebih baik daripada orang lain itu adalah murni sebuah kebodohan. Sebaiknya kamu tidak memandang terhadap orang lain kecuali kamu melihatnya lebih baik pada dirimu dan segala keutamaan baginya, tidak bagimu. ﻓﺎﻥ رأيت ﺻﻐﻴﺮﺍ ﻗﻠﺖ ﻫﺬﺍ ﻟﻢ ﻳﻌﺺ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻧﺎ ﻗﺪ ﻋﺼﻴﺖ ﻓﻼ ﺷﻚ ﺍﻧﻪ ﺧﻴﺮ ﻣﻨﻲ . Jika kamu melihat anak kecil, maka ucapkanlah dalam hatimu, " anak ini belum bermaksiat kepada Allah, sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepadaNya. maka tidak diragukan lagi bahwa anak ini jauh lebih baik dariku ”. ﻭﺍﻥ رأيت ﻛﺒﻴﺮﺍ ﻗﻠﺖ ﻫﺬﺍ ﻗﺪ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﺒﻠﻰ ﻓﻼ ﺷﻚ ﺍﻧﻪ ﺧﻴﺮ ﻣﻨﻲ . Jika kamu melihat orang tua, maka ucapkanlah dalam hatimu, "dia telah beribadah kepada Allah jauh lebih lama dariku, maka tidak diragukan lagi bahwa dia lebih baik dariku ”. ﻭﺍﻥ رأيت ﻋﺎﻟﻤﺎ ﻗﻠﺖ ﻫﺬﺍ قد أﻋﻄﻲ ما لم أعط وبلغ ما لم أبلغ وعلم ما جهلت فكيف أكون مثله Jika kamu melihat seorang yang berilmu, maka ucapkanlah dalam hatimu," orang ini telah diberi ilmu yang mana saya belum diberi, orang ini telah menyampaikan ilmu apa yang belum saya sampaikan, dan ia telah mengetahui apa yang tidak saya ketahui, bagaimana mungkin saya sama dengannya? apalagi saya lebih baik darinya?”. ﻭﺍﻥ رأيت ﺟﺎﻫﻼ ﻗﻠﺖ ﻫﺬﺍ قد ﻋﺼﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﺠﻬﻞ ﻭﺍﻧﺎ ﻋﺼﻴﺘﻪ ﺑﻌﻠﻢ فحجة الله علي آكد ﻭﻻ أﺩﺭﻱ ﺑﻤﺎ ﻳﺨﺘﻢ ﻟﻰ ﺍﻭ ﺑﻤﺎ ﻳﺨﺘﻢ ﻟﻪ . Jika kamu melihat seorang yang bodoh, maka katakanlah dalam hatimu, " orang ini bermaksiat kepada Allah kerana dia bodoh tidak tahu, sedangkan aku bermaksiat kepadaNya padahal aku mengetahui akibatnya. Dan aku tidak tahu bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak . ﻭﺍﻥ رأيت ﻛﺎﻓﺮﺍ ﻗﻠﺖ ﻻ أﺩﺭﻱ ﻋﺴﻰ ﺍﻥ ﻳﺴﻠﻢ ﻓﻴﺨﺘﻢ ﻟﻪ ﺑﺨﻴﺮﺍﻟﻌﻤﻞ وينسل بإسلامه من ذنوبه كما تنسل الشعرة من العجين وأما أنا والعياذ بالله فعسى أن يضلني الله فأكفر ويختم لي بشر العمل فيكون غدا من المقربين وأنا من المبعدين . Jika kamu melihat orang kafir, maka katakanlah dlm hatimu," aku tdk tau apa yang akan terjadi, bisa jadi dia memeluk islam, mengakhiri hidupnya dgn perbuatan baik, ia bebas dari dari dosa-dosanya. Sedangkan saya wal 'iyadzu billah mungkin Allah akan memberikan aku jalan sesat, lalu aku kafir dan aku mengakhiri hidupku dengan perbuatan buruk, maka kelak ia orang kafir yang telah masuk Islam termasuk orang-orang yang dekat denganNya, sedangkan aku termasuk orang-orang yang jauh dariNya ." Ada tambahan bahwa jika kita semua telah bisa memandang orang lain seperti apa yang termuat di atas, maka jangan lah sudah merasa tawadhu', walaupun memang pandangan yang semacam di atas adalah supaya bisa tawadhu', menghindari takabur. Jangan merasa sudah tawadhu'. Syaikh Ibnu Atalhoillah As-sakandari dalam Hikamnya mengatakan; من أثبت لنفسه تواضعا فهو متكبر حقا "Barang siapa telah menetapkan/menyatakan dirinya telah tawadhu', maka ia adalah orang takabur yang sesungguhnya" [Kang Mang li] Sumber Dari
Akhirnyasi santri menyadari bahwa dirinya belum tentu lebih baik dari anjing tersebut. Hari semakin sore, si Santri masih mencoba kembali mencari orang atau makluk yang lebih jelek darinya. Namun hingga malam tiba, dia tak jua menemukannya. Lama sekali dia berpikir, hingga akhirnya dia memutuskan untuk pulang ke Pesantren dan menemui sang Kyai.
Jakarta Kita mungkin sering membandingkan diri dengan orang lain, atau selalu merasa bahwa orang lain selalu lebih baik dari diri kita. Entah dalam pekerjaan, prestasi akademik, sosial dan hal lainnya. Kita selalu merasa kurang, padahal belum tentu orang lain juga lebih baik dari diri kita, hanya saja kita kadang berpikir berlebihan dan malah dimanipulasi oleh pikiran sendiri, sehingga bawaanya negatif terus. Berikut ini beberapa alasan yang membuat kita kerap merasa orang lain lebih baik dari diri kita sendiri. 1. Tidak merasa percaya diri pada sesuatu yang dipilih Ktika kita tidak merasa percaya diri dengan diri kita sendiri, kita memiliki kecenderungan untuk ingin membandingkan diri kita dengan orang lain. Mungkin karena kita imerasa tertinggal atau merasa bahwa kita telah mengacaukan hidup kita. Tetapi, hidup bukan tentang apa yang orang lain katakan, melainkan apa yang kita butuhkan untuk hidup kita sendiri. Saatnya untuk mulai merasa lebih percaya diri dan fokus pada tujuan, karena sekeras apa pun kita berusaha akan selalu ada orang yang melakukan dengan lebih baik daripada Terpaku pada standar orang lainIlustrasi/copyrightshutterstock/ pola asuh orangtua mungkin juga memengaruhi ini, kita dari kecil dididik bahwa kesuksesan harus begini, dan keberhasilan diukur dengan hal-hal tertentu. Padahal, semua orang berhak menentukan kesuksesan dan keberhasilan sesuai dengan versinya masing-masing. Kamu mungkin tak memiliki apa yang orang lain miliki yang dikatakan sebagai sukses. Tetapi jika kamu merasa bahwa dirimu sudah cukup dan bahagia, maka sebenarnya itulah sukses versi dirimu, dan tak perlu memaksakan dirimu untuk mengikuti standar orang lain. 3. Tidak merasa melakukan hal sebaik orang lain Semua orang punya waktunya masing-masing dan mereka dibekali bakat dalam hal yang berbeda. Jika kamu bisa berbakat dalam menyetir dan kamu menjadi sopir, itu tidak masalah karena itu adalah bakatmu, jangan bandingkan diri dengan seseorang yang bekerja di pertambangan, misalnya. Dan karena semua itu kamu menganggap dirimu tak melakukan sesuatu dengan baik, padahal tak semua orang memiliki bakat yang sama yang denganmu dan itulah yang menjadikanmu Kita tak tahu seberat apa masalah orang lainilustrasi perempuan sedih/Photo by Agung Pratama from PexelsKita mungkin melihat orang lain dengan kehidupannya yang berjalan baik-baik saja, atau mereka selalu terlihat ceria. Padahal, bisa saja di balik itu semua mereka memiliki banyak masalah, hanya saja mereka pandai menutupinya. Yakinlah, tak ada orang yang tak memiliki masalah di dunia ini, hanya saja tak semua orang memperlihatkannya. Jadi, jangan pernah merasa hanya dirimu yang tak baik-baik saja. 5. Kita tidak cukup beryukur dan menghargai diri sendiri Jika kita terus-menerus membandingkan diri kita dengan orang lain, sulit untuk merasa bersyukur karena kita selalu merasa membutuhkan kurang. Padahal banyak sekali keberuntungan yang kita dapatkan setiap hari dalam hidup yang bahkan mungkin tak dimiliki orang lain. Kamu tidak perlu menjadi lebih seperti orang lain dan hanya perlu lebih menjadi diri sendiri. Membandingkan diri adalah sifat alami, dan itu mungkin terjadi pada setiap orang, baik dalam hal akademis, pekejerjaan, bisnis bahkan rumah tangga. Tetapi jangan sampai membandingkan diri justru membuatmu semakin terpuruk dan pesimis tentang kehupan, lihatlah lebih dalam dirimu dan lihatlah sejauh apa kamu sudah melangkah, bukankah dirimu adalah orang yang hebat?ElevateWomen
Danlebih parahnya lagi memandang orang lain tidak atau kurang beriman. Merasa diri paling benar, paling suci, paling aman dari dosa, paling beriman atau bahkan paling berhak masuk surga sejatinya merupakan tipu daya setan yang membuat sesuatu yang sebenarnya salah menjadi tampak benar. Allah SWT berfirman dalam surat An Najm ayat 32 yang artinya,
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Si A dan si B sedang belajar di rumah masing-masing. Besok ujian Matematika. Kata guru, ada seratus soal pilihan ganda. Semua bahan ajar telah disampaikan, tidak terkecuali contoh-contoh soal. Kedua anak itu belajar ujian tiba. Berlomba dengan waktu, mereka mengerjakannya. Beberapa hari kemudian, hasilnya keluar. Si A beroleh nilai 50, karena berhasil menjawab 50 soal dengan benar. Si B mendapat 80. Dalam hatinya, si B merasa diri lebih baik dari si A. Hidup adalah kompetisi. Sebagian menyadari, karena itu muncul dengan alamiah, sebagai akibat dari interaksi dengan orang lain. Bila hidup sendirian dalam gua, beda cerita. Terjadinya di mana-mana. Bisa dalam sekolah, pekerjaan kantor, mencari pasangan, mengikuti segala lomba, dan lainnya, yang melibatkan banyak orang. Tiap-tiap orang punya strategi. Tiap-tiap orang ingin mencapai hasil kompetisi telah keluar, ada yang puas, ada pula yang kecewa. Ada yang berpendapat bahwa kita tidak perlu membanding-bandingkan diri dengan prestasi orang lain. Ini bisa memicu rasa iri dan mengganggu emosi jiwa. Ada pula yang beranggapan bahwa dengan mengukur pencapaian diri berdasarkan hasil orang lain, bisa menggairahkan motivasi untuk lebih lagi berjuang seperti orang itu. Jika dia bisa, mengapa saya tidak?Keduanya benar dengan argumen masing-masing. Efektif pula manfaatnya ketika diaplikasikan pada saat yang tepat. Tetapi, salah, jika digunakan untuk membenarkan kemalasan, sehingga hasil yang diperoleh seadanya. Saya akan melengkapi pandangan itu. Namun, lebih kepada soal rasa. Bagaimana seandainya pencapaian kita lebih bagus dari orang lain, sehingga kita merasa lebih baik? Bolehkah merasa lebih baik? Bolehkah si B pada ilustrasi di atas merasa lebih baik dari si A? Sangat ukur kemajuanDengan mendapat 80 yang memang lebih bagus dari 50, si B menilai dirinya dapat berpikir lebih pintar daripada temannya. Berarti, kemampuan otaknya bagus, meskipun masih bisa dimaksimalkan sehingga beroleh nilai 100. 1 2 3 Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Denganmenjadi orang biasa pada umumnya manusia di komunitas sosialnya serta merasa menjadi manusia terburuk, seseorang akan terjaga dari kesombongan yang menyebabkan merasa benar sendiri. Hal ini yang sering dilupakan oleh umat Islam dewasa ini. Mereka menganggap seakan-akan diri mereka lebih baik dari yang lain. Sehingga menutup kemungkinan
Unduh PDF Unduh PDF Saat hati gundah gulana, rasanya sulit sekali berharap keadaan akan membaik. Namun, perubahan pasti terjadi dan keadaan bisa membaik! Jangan menyalahkan diri sendiri jika Anda merasa sedih, kesal, kesepian, atau tertekan sebab ini adalah hal yang manusiawi. Kalau Anda sedang murung, entah hanya sesaat atau sudah menahun, artikel wikiHow ini menyajikan beberapa kiat jitu yang mampu mengubah suasana hati sehingga Anda merasa lebih baik. Mengendalikan pikiran bukan hal mudah, tetapi Anda mampu melakukannya! 1 Bernapaslah dalam-dalam beberapa kali untuk merilekskan sistem saraf yang tegang. Rasa cemas atau kesal membuat tubuh bereaksi terhadap emosi tersebut. Begitu tersadar bahwa Anda mulai merasakan emosi negatif, hentikan sejenak aktivitas yang sedang dilakukan untuk bernapas panjang beberapa kali. Anda bisa mengendalikan pikiran jika tubuh sudah kembali rileks.[1] Bernapas panjang dengan tenang dan teratur berguna untuk menghentikan reaksi lawan-lari-diam yang terjadi dalam sistem saraf sehingga tubuh perlahan-lahan kembali normal. Adakalanya, menarik napas panjang terasa sangat sulit, apalagi jika Anda sedang cemas. Kalau Anda mengalami situasi seperti ini, rilekskan diri dengan membuang napas perlahan-lahan. Iklan 1 Terimalah kenyataan bahwa Anda sedang murung, lalu cari tahu penyebabnya. Saat menyadari bahwa Anda merasa sedih atau kesal, tanyakan kepada diri sendiri apa yang terjadi sehingga Anda merasa sedih atau kesal? Mungkin Anda sudah tahu penyebabnya, misalnya karena baru putus cinta, masalah dengan rekan kerja, atau bertengkar dengan kekasih. Adakalanya, pemicu emosi negatif sulit ditentukan, misalnya karena merasa tidak dihargai atau khawatir menghadapi situasi akhir-akhir ini. Apa pun alasannya, suasana hati membaik cukup dengan mencari tahu apa yang membebani pikiran.[2] Jika Anda kesulitan mencari tahu penyebabnya, ajukan pertanyaan yang bertolak belakang kepada diri sendiri Apa yang perlu dilakukan agar aku merasa bahagia? Setelah menentukan pemicu rasa murung, pikirkan solusi terbaik untuk mengatasinya. Kemudian, tentukan langkah yang perlu dilakukan untuk mengubah keadaan. Jika Anda sering merasa sedih tanpa alasan yang jelas, mungkin Anda mengalami depresi. Berkonsultasilah dengan dokter kalau Anda mengalami hal ini. 1 Kasihi diri sendiri seperti Anda mengasihi teman. Perhatikan baik-baik percakapan batin tentang diri sendiri. Begitu muncul pikiran negatif, tanyakan dalam hati, "Apakah aku tega mengatakan hal ini kepada teman baik?" atau "Apa tanggapanku kalau teman baikku berbicara seperti ini tentang dirinya?" Kemudian, katakan hal-hal baik kepada diri sendiri selayaknya Anda sedang berbicara kepada teman baik.[3] Contohnya, alih-alih berpikir, "Aku tidak lulus ujian. Dasar bodoh.", katakan dalam hati, "Aku akan menyusun jadwal agar bisa belajar dengan baik. Jadi, aku bisa memperbaiki nilai dan lulus ujian." Langkah ini mungkin terasa sangat sulit pada awalnya, tetapi makin hari makin mudah jika diterapkan secara konsisten. Mulailah dengan berlatih memperhatikan percakapan batin tentang diri sendiri, lalu ubah dengan mengatakan hal-hal positif yang membuat Anda merasa optimis.[4] Pikiran memiliki kekuatan untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik atau lebih buruk. Orang-orang yang bahagia bukan mereka yang berada di lingkungan terbaik, melainkan mereka yang bersikap paling baik. Iklan 1 Sempatkan berjemur setiap pagi agar tubuh terasa lebih segar. Sebisa mungkin, lakukan aktivitas di alam terbuka, misalnya di taman, di pantai, atau di halaman belakang rumah. Menikmati pemandangan alam sangat baik untuk meredakan stres dan kecemasan sambil melakukan aktivitas menyenangkan di pagi hari![5] Jika Anda tidak bisa keluar rumah, buka tirai jendela atau kerai agar sinar matahari masuk ke dalam ruangan dan membuat Anda lebih berenergi. Meskipun tidak secara langsung, sinar matahari memengaruhi suasana hati dengan meningkatkan kadar vitamin D dalam tubuh. Kekurangan vitamin D dianggap berkorelasi dengan depresi. Tubuh akan memproduksi vitamin D saat kulit terpapar sinar matahari selama 10-20 menit.[6] Lindungi kulit dengan tabir surya jika Anda ingin beraktivitas di luar rumah. 1 Tonton film atau baca artikel yang membuat Anda tergelak. Sepertinya, orang-orang baru bisa tertawa kalau hati senang. Justru sebaliknya, tertawa bisa memicu rasa senang yang bermanfaat menjaga kesehatan tubuh dan mental. Saat tertawa, meningkatnya asupan oksigen ke dalam paru-paru dan sekresi hormon endorfin di dalam otak memicu rasa senang dan rileks. Oleh sebab itu, tontonlah film komedi, video lucu, atau acara lawak di TV supaya Anda bisa tertawa terbahak-bahak.[7] Bacalah kisah humor, komik jenaka, atau lelucon jika Anda gemar membaca. Kalau Anda ingin tertawa bersama orang lain, tontonlah teater komedi atau ajak mengobrol teman yang humoris. Jika cara di atas kurang manjur, tertawalah dibuat-buat sambil bersuara sesuka hati. Biasanya, Anda akan tertawa terbahak-bahak setelah beberapa kali mencoba. Iklan 1 Hibur diri sendiri dengan mengukus atau memanggang makanan sehat yang lezat. Langkah ini bisa membangkitkan semangat jika Anda sedang murung. Menimbang bahan masakan dan menerapkan petunjuk dalam resep membuat Anda merasa mampu mengendalikan keadaan. Selain itu, pikiran akan teralihkan dari masalah sebab Anda harus berkonsentrasi pada aktivitas yang sedang dilakukan. Terakhir, Anda bisa menyajikan hidangan lezat untuk dinikmati bersama teman atau orang terkasih![8] Banyak resep masakan yang bisa dimodifikasi. Jadi, Anda punya kesempatan untuk mengekspresikan diri sambil berkreasi. Contohnya, tentukan sendiri berapa banyak cabai rawit dan bawang putih yang ingin digunakan saat membuat pepes telur. Contoh lain, buat bunga mawar fondan beragam warna untuk menghias kue tar. 1 Carilah kesibukan dengan mengolah tanah untuk memperbaiki suasana hati. Saintis membuktikan bahwa aroma tanah bisa memicu rasa senang. Jadi, biarkan tangan kotor terkena tanah sambil bersenang-senang seperti anak kecil. Jika ada pekarangan di rumah, cobalah menanam bunga mawar, pohon jeruk, atau tanaman rempah. Temui penata taman dekat rumah untuk mencari tahu cara menanam dan merawat beragam tanaman.[9] Kalau tidak ada pekarangan untuk menanam pohon, Anda bisa merawat tanaman hias menggunakan pot kembang di dalam rumah, di kosen jendela, atau di teras dekat pintu. Iklan 1 Jangan mengisolasi diri jika Anda sedang murung. Mungkin Anda enggan mengakui bahwa Anda membutuhkan bantuan orang lain, tetapi hal ini menunjukkan bahwa Anda tidak mau menyerah pada keadaan. Jika ada orang yang bisa dipercaya, mintalah dukungannya, entah dari anggota keluarga, teman, guru, atau rekan kerja. Ajaklah ia mengobrol sambil minum kopi, berjalan santai di taman, atau melalui video ponsel.[10] Anda bisa berpikir secara objektif tentang masalah yang dialami saat berdiskusi dengan orang lain. Selain itu, percakapan ini membuat Anda berdua lebih akrab.[11] Kalau Anda tidak punya teman yang bisa diajak mengobrol, carilah teman baru dengan mengikuti kursus atau bergabung dalam komunitas. Selain itu, temui konselor untuk berkonsultasi. Mendengar terapis profesional memberikan masukan tentang masalah yang Anda hadapi rasanya sangat melegakan. Jika seseorang membuat Anda murung atau tidak percaya diri, cobalah membatasi interaksi dengannya.[12] 1 Curahkan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan agar Anda bisa memahami diri sendiri. Menulis buku harian merupakan cara efektif mengendalikan perasaan dan menjernihkan pikiran. Terapkan langkah ini jika Anda tidak mau menceritakan masalah personal kepada orang lain atau tidak ada yang bisa diajak berbicara. Buku harian adalah milik pribadi. Anda boleh menyimpannya atau merobek catatan yang baru ditulis. Anda tidak perlu menjadi penulis yang hebat. Luangkan waktu untuk menulis setiap hal yang terpikirkan. Menulis bebas merupakan cara tepat mengekspresikan diri. Iklan 1 Tulis semua hal yang selayaknya disyukuri. Mungkin Anda merasa kurang beruntung sehingga merasa murung. Namun, setiap orang punya beberapa alasan untuk bersyukur. Buat lis berisi hal-hal yang Anda syukuri, lalu baca berulang-ulang jika Anda membutuhkan pengingat tentang hal-hal baik yang Anda alami atau miliki. Jika keadaan saat ini membuat Anda kesulitan mengingat apa yang perlu disyukuri, mulailah dari hal-hal kecil, misalnya makanan yang disantap hari ini atau rumah yang aman dan nyaman. Anda juga boleh bersyukur saat teringat kenangan manis atau bertemu orang terkasih. Dengan mensyukuri hal-hal kecil setiap hari, Anda bisa menemukan berbagai alasan untuk bersyukur setiap saat. 1 Luangkan waktu untuk bersantai. Adakalanya, Anda tidak menyadari bahwa suasana hati memburuk karena beban pikiran terus menumpuk. Atasi hal ini dengan menyisihkan waktu untuk menyendiri sambil bersantai selama beberapa menit atau sehari penuh, misalnya dengan melakukan aktivitas berikut[13] Berendam dalam air hangat[14] Mendengarkan lagu favorit sambil menyanyi kalau Anda mau![15] Bermain dengan hewan peliharaan Beraktivitas di alam terbuka Membaca buku renungan atau motivasi Bermeditasi Mengerjakan puzzle atau mengisi TTS Berlatih yoga[16] Iklan 1 Alokasikan lebih banyak waktu untuk melakukan aktivitas yang sangat digemari. Anda akan terbebas dari rasa murung jika bisa menyisihkan waktu untuk menikmati hal-hal menyenangkan! Manfaatkan waktu luang setiap akhir pekan atau sepulang sekolah/kantor untuk menikmati hobi. Pilih aktivitas yang sangat menyita perhatian dan membuat Anda fokus pada kekinian, tetapi jangan menonton TV dan mengakses situs web. Anda boleh beraktivitas di luar ruangan, misalnya bermain golf, berjalan kaki di taman, berenang, atau bersepeda. Jika Anda pencinta seni, cobalah melukis atau menari balet. Selain itu, luangkan waktu untuk berwisata ke luar kota atau menjadi sukarelawan dengan membagikan makanan kepada tunawisma.[17] Anda tidak perlu melakukan aktivitas yang sama setiap hari. Tulis semua yang ingin dilakukan atau dipelajari, lalu lakukan aktivitas yang beragam dengan menyusun jadwal mingguan.[18] 1 Ubah cara pandang dengan berbuat baik kepada orang lain. Anda akan merasa lebih baik meskipun hanya melakukan hal kecil untuk menolongnya. Selain itu, tindakan yang Anda lakukan bisa mengubah cara pandang tentang masalah yang sedang terjadi. Sebagai contoh, berikan bantuan kepada orang lain dengan[19] Menyumbangkan uang atau barang melalui badan amal Melakukan aktivitas secara sukarela Menulis pesan untuk menyemangati orang yang sedang menghadapi kesulitan Membawa makanan untuk teman yang sedang sakit Menelepon teman yang sedang berduka untuk mengobrol dengannya Iklan 1 Perbaiki suasana hati dengan berolahraga. Mungkin Anda kehilangan semangat untuk menggerakkan tubuh saat murung. Kabar baiknya, gerakan tubuh bisa menstimulasi hormon dalam otak yang memicu rasa senang dan meningkatkan motivasi meskipun Anda berolahraga hanya 10-20 menit.[20] Pilih olahraga yang sangat digemari agar Anda berlatih secara konsisten. Selain berolahraga di gym, lakukan aktivitas berikut[21] Berlari di area perbukitan Berdansa mengikuti ritme musik yang memacu semangat Berlatih kardio mengikuti video aerobika Berenang Berlatih karate 1 Santaplah makanan bernutrisi dan biasakan makan sesuai jadwal. Kesehatan fisik dan mental meningkat jika Anda menerapkan pola makan sehat. Selain itu, rasa senang karena Anda mampu mengambil keputusan yang tepat bisa meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan mengendalikan diri. Biasakan makan 3-4 jam sekali dengan mengonsumsi makanan bernutrisi terdiri dari sumber protein bebas lemak, buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh.[22] Hindari makanan tinggi gula atau karbohidrat olahan sebab membuat energi sangat fluktuatif beberapa jam kemudian sehingga memengaruhi suasana hati. Kekurangan vitamin B tertentu bisa memicu depresi. Untuk mencegahnya, konsumsilah makanan yang mengandung banyak vitamin B, misalnya daging ayam, telur, kacang polong, dan jeruk. Asam lemak omega 3 dari ikan berlemak, misalnya salmon, tuna, haring, dan makerel bermanfaat menstabilkan emosi.[23] Ingin menikmati camilan yang manis? Cokelat hitam mampu memperbaiki suasana hati dengan mengurangi stres.[24] Iklan 1 Jagalah kebugaran tubuh dengan tidur malam 7-8 jam setiap hari. Kekurangan tidur berdampak besar terhadap kesehatan mental. Jika Anda sulit terlelap, luangkan waktu sekitar satu jam untuk bersantai tanpa melihat layar perangkat elektronik menjelang tidur malam. Selain itu, biasakan pergi tidur pada waktu yang sama dan bangun pagi pada waktu yang sama setiap hari. Menerapkan rutinitas tidur bermanfaat menenangkan aktivitas otak menjelang tidur malam.[25] Siapkan kamar tidur yang gelap, sejuk, dan hening. Jika diperlukan, belilah alat pemutar derau putih, kipas angin, dan tirai jendela yang mampu memblokir cahaya agar suasana kamar terasa nyaman. 1 Carilah bantuan kalau keadaan memburuk. Jika Anda makin sering murung, mungkin Anda mengalami depresi atau masih ada masalah dalam pikiran bawah sadar yang belum dibereskan. Anda akan sangat tertolong jika berdiskusi dengan orang yang suportif. Terapis mampu menjelaskan cara mengatasi stres, mengendalikan pikiran negatif, dan memulihkan hubungan pribadi yang bermasalah.[26] Meminta bantuan orang lain untuk menjaga kesehatan mental adalah langkah yang tepat. Mengakui bahwa Anda membutuhkan pendapat orang lain agar merasa lebih baik membutuhkan keberanian yang besar! Iklan Peringatan Jika Anda sering putus asa, marah, atau merasa hampa, mungkin Anda mengalami gejala depresi.[27] Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang serius. Kiat dalam artikel ini bukan untuk mengatasi depresi. Jangan menerapi diri sendiri dengan mengonsumsi alkohol atau narkoba. Cara tersebut membuat Anda kesulitan mengendalikan emosi di kemudian hari.[28] Iklan Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda?
. 436 6 10 127 316 468 288 244
jangan merasa lebih baik dari orang lain